Cuci Tangan: Langkah Sederhana Menjaga Kesehatan dan Produktivitas Anak


Orangtua manapun tentunya selalu berusaha untuk menjaga buah hati mereka. Tidak ada orangtua yang sanggup melihat anaknya jatuh dalam kondisi sakit. Saat anak terserang penyakit, maka mereka harus tertinggal pelajaran di sekolah dan tidak bisa bermain seperti biasanya. Produktivitas anak sangat menurun bila mereka harus terbaring karena sakit.

Salah satu penyakit yang sering menyerang anak adalah infeksi saluran cerna (contohnya diare, mual, muntah) dan infeksi saluran nafas (seperti batuk dan pilek). Kuman penyebab diare dan batuk sering kali mengontaminasi tangan lewat benda-benda di sekitar. Tanpa sadar, Anda (terutama anak-anak) dapat tanpa sadar memasukkannya ke mulut/ hidung/ mata lewat makan tanpa mencuci tangan, mengucek mata, maupun memegang organ-organ tersebut. 

Menurut data WHO, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun akibat diare, dan sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, didapatkan bahwa diare menjadi penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) terbanyak yaitu sebesar 31,4%. Demikian pula penyebab kematian anak balita (usia 12-59 bulan), terbanyak disebabkan oleh diare (25,2%). Angka kematian karena diare di Indonesia diperkirakan menurun, namun angka kesakitan karena diare tetap tinggi.

Penyakit pneumonia, infeksi saluran nafas bagian bawah yang memiliki manifestasi berupa demam tinggi, batuk, hingga sesak nafas adalah penyakit berat yang juga sering menyerang anak-anak. Pneumonia menjadi penyebab kematian kedua terbanyak (25,2%) dalam rentang umur bayi (usia 29 hari-11 bulan) berdasarkan Riskesdas tahun 2007.


Telah banyak studi yang melaporkan asosiasi antara perbaikan kebersihan tangan dengan mencuci tangan memakai sabun dengan penurunan angka penyakit infeksi di komunitas. Kebersihan tangan diyakini efektif melawan infeksi saluran cerna, begitu pula terhadap infeksi saluran nafas (dalam kapasitas yang lebih rendah). Dalam sebuah penelitian dengan jenis meta-analysis (mengumpulkan berbagai penelitian dan mengolahnya) didapatkan bukti untuk mendukung hal ini. Dari penelitian tersebut, perbaikan dalam hal kebersihan tangan menghasilkan penurunan penyakit saluran cerna di komunitas sebesar 31%. Dalam hal infeksi saluran nafas, didapatkan penurunan sebesar 21%. Keduanya merupakan angka yang cukup signifikan dan meyakinkan terhadap manfaat dari cuci tangan. 

Purwandari R, dkk melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara perilaku mencuci tangan dengan insiden diare pada anak usia sekolah di Kabupaten Jember pada tahun 2013. Dari penelitian yang mereka lakukan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan insiden diare.

Cuci tangan dapat menjadi salah satu tumpuan dalam meningkatkan taraf kesehatan anak dan menghindarkan mereka dari beberapa bentuk penyakit infeksi. Bila anak jarang mengalami sakit, mereka memiliki kesempatan yang besar untuk terus mengikuti pelajaran di sekolah, berkarya, mengeksplorasi lingkungannya, maupun bermain dengan teman-temannya.