Tingkatkan Berat Badan Anak dengan Cara Ini


Terdapat banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan saat Anda mengevaluasi berat badan anak. Apakah anak sudah kurus dari kecil? Apakah Anda juga kurus? Apakah ada penyakit yang mendasari kurusnya anak? Bagaimana dengan pola makannya? Apakah anak banyak bergerak?

Meski berat badan anak terlihat lebih kecil dibandingkan teman-temannya, hal ini belum tentu harus dikhawatirkan. Berat badan seorang anak dapat berubah seiring dengan pertumbuhan. Pada kondisi tertentu, terkadang peningkatan tinggi badan anak tidak selalu disertai penambahan berat badan anak, yang dapat menimbulkan kesan kurus pada sang anak.

Untuk mengetahui apakah berat badan anak Anda sesuai dengan usia atau tinggi badannya, Anda bisa menggunakan pemeriksaan berupa rumus dari WHO (World Health Organization), seperti:
Untuk anak di bawah usia 12 bulan: BBI = (n : 2) + 4 atau (umur (bln) : 2 ) + 4
Untuk anak usia 1 tahun sampai 10 tahun: BBI = (2 x n) + 8 atau (2 x umur (tahun)) + 8

Berat badan yang kurang pada anak sering kali disebabkan oleh kurangnya nutrisi dalam asupan sehari-hari. Semua anak membutuhkan energi dan nutrisi dari diet yang variatif dan seimbang. Jika tidak terpenuhi, maka akan muncul kondisi-kondisi seperti perasaan lelah berlebihan, sulit berkonsentrasi, hingga gangguan pertumbuhan fisik dan mental.

Saat berat badan anak kurang, yang bisa Anda lakukan adalah memberikan tambahan kalori yang tinggi namun yang mengandung nutrisi. Diet yang seimbang dapat mengikuti prinsip berikut ini:
Usahakan agar dasar dari makanan anak adalah karbohidrat jenis pati, seperti roti, pasta, nasi atau kentang
Dalam satu hari, anak harus mengonsumsi minimal lima porsi sayuran dan buah yang bervariasi. Misalnya, saat sarapan berikanlah pisang atau stroberi; saat makan siang bisa berikan wortel, tomat, atau brokoli, dan usahakan membawakan bekal untuk anak; saat sore hari Anda bisa berikan wortel atau pisang; dan waktu makan malam Anda bisa berikan sayuran lain seperti bayam
Pililah makanan yang mengandung protein dengan rendah lemak, seperti daging, ikan, telur, serta kacang
Sisipkan produk susu seperti susu, keju, dan yoghurt dalam diet anak Anda. Makanan jenis ini merupakan sumber protein dan kalsium yang tinggi
Makanan yang mengandung lemak tinggi atau gula tinggi hanya diberikan sedikit saja dan dikurangi
Hiindari pemberian makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging yang diproses (chicken nugget, hamburger, dan lain-lain), serta kurangi pemberian kue-kue manis
HIndari pemberian makanan dengan kandungan gula yang tinggi, seperti minuman bersoda, cokelat, sirop, dan kue

Usahakan agar anak mengonsumsi makan sebanyak 6 kali dalam sehari, namun dengan porsi kecil atau 3 kali dalam sehari dengan porsi besar. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan agar anak nyaman dan senang makan. Selain itu, hindari memaksa atau bahkan memarahi anak jika ia tidak ingin makan, karena hal ini bisa menimbulkan dampak buruk pada perilaku makannya.