Diabetes dan Kerusakan Ginjal



Penyakit ginjal diabetes adalah komplikasi yang terjadi pada sebagian penyandang diabetes dan merupakan penyebab penyakit ginjal kronik yang paling sering di seluruh dunia. Sekitar 30% penderita penyakit ginjal diabetes pada akhirnya akan menderita gagal ginjal tahap akhir dan sisanya umumnya meninggal akibat penyakit kardiovaskular sebelum mencapai gagal ginjal tahap akhir.

Bagaimana diabetes menyebabkan penyakit ginjal?

Ketika kita mengkonsumsi protein, hasil pengolahan protein yang tidak diperlukan sebagian dibuang melalui air seni. Di dalam ginjal, terdapat jutaan pembuluh darah kecil yang memiliki pori-pori yang sangat kecil dan berfungsi sebagai penyaring. Saat darah mengalir melalui pembuluh darah, molekul-molekul kecil, seperti hasil pengolahan protein dapat melewati lubang tersebut dan ikut terbuang bersama air seni. Sebaliknya, zat-zat yang bermanfaat, seperti protein dan sel darah merah tidak dapat melewati pori-pori tersebut karena ukurannya yang lebih besar.

Diabetes dapat merusak sistem penyaringan ini. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal menyaring darah dalam jumlah yang terlalu banyak. Hal ini membuat ginjal bekerja ekstra dan menimbulkan kerusakan pada penyaring yang ada di ginjal. Dalam waktu beberapa tahun, penyaring ini mulai bocor dan protein yang seharusnya disimpan oleh tubuh menjadi keluar di air seni. Protein yang keluar dalam jumlah sedikit melalui urin disebut dengan mikroalbuminuria. Adapun bila protein yang keluar di urin melebihi 300 mg dalam 24 jam, disebut dengan makroalbuminuria atau proteinuria.

Selain menyebabkan “kebocoran” protein, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses penumpukan protein pada penyaring yang ada di ginjal dan menyebabkan timbulnya jaringan parut dan penyaring menjadi tidak berfungsi lagi. Proses ini umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Siapa saja yang dapat menderita penyakit ginjal diabetes?

Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ginjal antara lain:
genetik,
kadar gula darah yang tidak terkontrol,
lama menderita diabetes,
berat badan lebih, dan
tekanan darah yang tidak terkontrol.

Penyakit ginjal diabetes juga lebih banyak ditemukan pada orang Asia dan orang kulit hitam.

Apa saja gejala penyakit ginjal diabetes?

Pada saat penyakit ginjal diabetes berada dalam stadium dini, contohnya pada fase mikroalbuminuria, tidak akan ada gejala apapun yang dirasakan oleh penderita.

Gejala umumnya baru dirasakan ketika penyakit ginjal mengalami perburukan. Gejala awal dapat berupa:
perasaan cepat lelah,
tidak bertenaga, atau
hanya merasa tidak enak badan.

Apabila penyakit ginjal sudah amat berat, gejala yang terjadi dapat berupa:
gangguan kesadaran,
nafsu makan yang terganggu,
cepat mual dan muntah,
penurunan berat badan,
kulit yang kering dan terasa gatal,
kram otot,
penumpukan cairan dalam bentuk kaki bengkak,
tampak pucat karena anemia, dan
sesak napas karena penumpukan cairan di paru-paru.

Bagaimana terapi penyakit ginjal diabetes?

Tujuan terapi pada penyakit ginjal diabetes adalah mencegah atau menunda progresivitas penyakit ginjal agar tidak menjadi gagal ginjal stadium akhir serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular yang timbul akibat penyakit ginjal diabetes.

Hal ini dapat dicapai melalui:
pengendalian kadar gula darah dan tekanan darah,
menghindari alkohol dan rokok,
menurunkan berat badan,
mengurangi konsumsi garam, dan
berolahraga teratur.

Apabila penyakit ginjal diabetes telah mencapai gagal ginjal stadium akhir maka terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis, dialisis peritoneal, atau transplantasi ginjal perlu dilakukan.