Pria-pria Dungu!


PRIA-pria sibuk berjibaku dalam kerja, pergi pagi-pulang senja, ketika malam tidak pernah berkata; “Masak apa sore ini, Ma? Papa pengen makan berdua denganmu, Ma. Anak-anak bagaimana keadaannya, ayo kita tadarus Qur’an bersama.” Dikiranya pulang ke rumah sudah cukup membuat bangga, apalagi jika sampai menginap di tempat kerja, alasannya lembur padahal entah sedang berbuat apa. Sedihnya!
Pria-pria yang menceraikan istrinya, lalu bertindak mana suka dengan tak menafkahi anak-anaknya, padahal darah daging tetap tak akan terputus meski bukan lagi terikat dalam rumah tangga, Jin saja mungkin tak akan membuang anaknya sedangkan manusia kenapa sebegitu kejinya. Nelangsa!
Pria-pria yang sudah sibuk enam hari berkerja, giliran malam Minggu malah dihabiskan untuk bergosip seputar dunia sepakbola dengan teman masa muda, padahal istri dan anak-anak merindukan kebersamaan penuh dengannya. Barangkali bermusyawarah akan berakhir pekan ke mana saja, atau cukup saling kunjung ke rumah mertua, membawa cucu untuk pelipur di hari tua. Bagaimana?
Pria-pria yang kerap memerintah, istri untuk rajin ibadah, sedangkan diajak shalat berjamaah malah berkata ogah, lalu saat istri menegur tambah marah-marah, padahal dahulu niatnya ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Entahlah!