Ilmu yang mempelajari mengenai sidik jari dikenal dengan nama dermatoglyphics.Dermatoglyphics terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu derma yang artinya kulit danglyphe yang artinya mengukir.
Dermatoglyphics mengacu pada formasi gesekan yang muncul pada telapak tangan dan telapak kaki. Istilahdermatoglyphics diciptakan oleh Dr. Harold Cummins, meskipun sebenarnya proses identifikasi sidik jari sudah digunakan selama beberapa ratus tahun.
Menurut ilmu dermatoglyphics, kepribadian dapat ditelusuri dari sejak di dalam rahim ibu dan kemudian tercermin dalam sidik jari (dermatoglyphics). Selain itu, menurut ilmu dermatoglyphics, sidik jari setiap orang unik. Sidik jari di tangan kanan tidak akan sama dengan sidik jari di tangan kiri dan tidak akan berubah selama tidak mengalami luka yang serius pada lapisan kulit dalam. Melalui sidik jari kita dapat memahami potensi bawaan seseorang, kepribadian, dan preferensi dengan menganalisis dermatoglyphics.
Belakangan ini, ilmu dermatoglyphics menjadi terkenal karena kegunaannya dalam menelusuri bakat anak. Para orangtua tentu saja ingin stimulasi yang terbaik bagi anak mereka. Ilmu dermatoglyphics, melalui penelusuran bakat anak sejak dini, memberikan informasi kepada orangtua untuk mengasah kemampuan anak mereka sejak kecil sehingga memiliki kemampuan terbaik dalam perkembangannya nanti.
Namun, apakah benar demikian? Benarkah sidik jari dapat memberikan informasi yang terpercaya mengenai bakat anak? Sayangnya, sampai saat ini masih sedikit bukti ilmiah yang menyatakan kaitan antara sidik jari dengan bakat anak atau kaitannya dengan fungsi otak yang lain. Sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan pada tahun 1946 oleh Harold Cummins mengenai keunikan sidik jari dikaitkan dengan kepribadian dan ketertarikan terhadap sesuatu secara spesifik.
Namun, untuk kaitan dengan bakat seorang anak masih merupakan teka-teki yang harus dijawab. Hal ini mungkin disebabkan oleh penelusuran bakat seseorang membutuhkan penelitian yang kompleks untuk setiap jenis bakat yang dimiliki, sehingga kaitannya dengan sidik jari masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dermatoglyphics banyak juga dikaitkan dengan penyakit yang diderita seseorang misalnya tekanan darah tinggi, leukemia, dan sindrom tertentu.