Jangan Berikan Kopi untuk Obat Anak Kejang!


Banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat mengenai masalah kesehatan. Salah satunya adalah mitos menegani pemberian kopi pada bayi dapat mencegah terjadi kejang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan adat dan budaya. Di wilayah pedalaman di Indonesia, mitos-mitos tentang kesehatan seperti ini masih banyak terjadi. Tidak dipungkiri pula kemungkinan saja hal ini masih dilakukan di kota-kota besar.

Kopi mengandung kafein yang diserap di seluruh jaringan tubuh. Secara umum, kafein dapat meningkatkan nadi dan tekanan darah. Kopi menyebabkan terganggunya penyerapan zat besi di saluran pencernaan bayi. Zat besi dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan sel darah merah. Risiko anemia meningkat pada bayi yang diberikan kopi. Gangguan pencernaan dapat pula dijumpai pada bayi dan anak yang diberikan kopi karena kopi bersifat iritatif yang dapat menyebabkan perlukaan pada saluran cerna.

Kafein mempengaruhi sistem saraf otak. Kafein dapat membuat gelisah, mengganggu siklus tidur dan mood seseorang terutama anak. Pada anak yang memiliki masalah kecemasan, kafein dapat meningkatkan rasa cemas. 

Hingga saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa kopi dapat menurunkan risiko kejang. Penelitian yang sudah ada malah menunjukan efek sebaliknya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Departemen Neurologi, Universitas Negri Campina mendapatkan bahwa konsumsi kopi berlebihan dapat meningkatkan risiko kejang pada pasien epilepsi. Studi lain yang dilakukan pada mencit menunjukan bahwa kafein menurunkan ambang kejang sehingga lebih mudah mengalami kejang.

Melihat berbagai efek kafein pada tubuh, maka banyak praktisi kesehatan yang tidak menyarakan pemberian kopi pada anak terlebih bayi dan balita. Sistem pertahanan, pencernaan dan sistem saraf bayi masih belum berkembang sempurna sehingga pemberian zat-zat tambahan yang tidak diketahui manfaatnya sangat tidak dianjurkan dan ditakutkan akan membuat masalah kesehatan lebih lanjut.